go to time machines, and go back to ’60s, Album pertama pink floyd- di bawah kepemimpinan Syd barett. album yang membuat saya sakit kepala sampai sekarang mencoba memahaminya, tapi, katanya album ini mampu memecah kebosanan publik inggris terhadap music. dengan cepat interstellar overdrive menjadi lagu kebangsaan kalangan underground hingga komunitas punk di inggris saat itu.
Piper At the Gates of Dawn. Album pertama Pink Floyd ini merupakan sketsa awal Pink Floyd yang sangat psychedelia, di dominasi suara gitar yang sangat garage, ditimpali bunyi-bunyian aneh, namun tetap harmonis dengan montase melodi melodi bagus. Ini adalah salah satu dari sedikit album yang tidak akan menua meskipun didengarkan ribuan kali di era apapun. Dan satu-satunya orang yang bertanggung jawab untuk kehebatan Piper adalah sang jenius yang kemudian menjadi gila, Syd Barret.
Interstellar Overdrive’, that’s just the title, you see, it’s actually an abstract piece with an interstellar attachment in terms of its name.” -R. Waters.
Mungkin karena konsumsi LSD Syd bisa pergi ke tempat tempat yang yang selayaknya tak seorangpun pernah menyentuh nya dan suasana itu kemudian muncul di lagu lagu seperti “Astronomy Domine”, “Lucifer Sam”,“Mathilda Mother”, “the Flaming”. Judul Piper at the Gates of Dawn sendiri di ambil dari salah satu bab buku anak anak the Winds in the Willow. sebuah sastra fabel yang sangat populer di inggris.
Irama lagu anak-anak dikembangkan secara penuh di lagu “Bike”, yang menjadi lagu penutup album langka ini. Di lagu ini, yang terasa sangat Inggris, Syd menyanyi riang dengan nada yang mudah dicerna. Dengan tema yang sangat sederhana: Aku akan ke datang ke tempatmu naik sepeda, lagu ini adalah sebuah kelangkaan di dunia rock and roll, sebuah lagu psychedelia yang bercerita tentang... sepeda. Jenius!!
piper at the gates of dawn adalah titik sejarah, sketsa kasar dari pink floyd nantinya. mereka baru lahir, seharusnya mereka mulai belajar merayap sebelum berjalan, tapi mereka malah membuat sebuah "lompatan". brilliant. Namun kecemerlangan Syd di album ini segera memakan korban. Beberapa bulan setelah merekam album ini, Syd semakin jauh melangkah ke dunia kecil itu dan tidak mungkin kembali lagi—LSD mungkin berperan tapi saya lebih percaya kalau kepala Syd memang punya kecenderungan untuk berada di sisi lain.
Tiga rekan Syd akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Syd di dunianya sendiri dan merekrut gitaris David Gilmour, seseorang yang kemudian secara radikal mengubah musik Pink Floyd menjadi seperti yang kita kenal sekarang. Perpisahan Syd dengan teman-temannya ini adalah sebuah kisah sedih tentang persahabatan dan kesetiaan. Saya terharu dengan kenyataan bahwa Roger Waters dan David Gilmour tetap main di album solo Syd, the Madcap Laugh. Saya juga terharu dengan kesetiaan Waters dan Gilmour untuk tetap mengirim uang royalti untuk Syd sampai dia meninggal tahun lalu di Oxford. Dengan uang royalti ini Syd bisa hidup tanpa pernah bekerja atau memiliki keluarga.
Namun satu hal yang membuat saya menangis adalah kisah dari proses rekaman Wish You Were Here yang diceritakan oleh Mikal Gilmore di salah satu artikel Rolling Stone. Edisi ini adalah untuk merayakan reuni Pink Floyd yang main untuk konser Live Aid yang di promotori oleh Al Gore. Di situ diceritakan bahwa ketika hampir selesai proses mixing Wish You Were Here, sebuah album yang memang didedikasikan untuk si penyanyi dan gitaris pertama mereka itu, Syd datang ke studio dengan pakaian compang camping dan wajah yang hampir tidak bisa dikenali sambil membawa gitar dan menawarkan diri: Apakah ada bagian gitar yang belum selesai? Kalau tidak salah kemudian Gilmour menjawab: Maaf Syd, semua permainan gitar sudah selesai.
Syd kemudian masuk ke studio dan mendengarkan lagu “Shine On”, sebuah lagu yang khusus diciptakan untuk menggambarkan kejeniusan Syd. Roger Waters sendiri diceritakan menangis melihat kejadian ini. Begitu besarnya penghormatan personel Pink Floyd terhadap Syd sampai-sampai keputusan untuk manggung bersama di Live 8 semata-mata hanya karena mereka hendak menghormati arwah Syd yang baru berpulang. Kita tahu bahwa Gilmour dan Waters sampai sekarang masih belum akur soal siapa yang sebenarnya berhak menyandang nama Pink Floyd yang secara resmi bubar setelah album the Wall. Dan penghormatan yang begitu besar itu semata-mata didasarkan kepada satu karya mahabesar Piper at the Gates of Dawn, satu satunya album Pink Floyd yang direkam bersama Syd.
No comments:
Post a Comment